Site icon Muhammadiyin Garis Lucu

Beragam Bentuk Pesantren Muhammadiyah, Apa Saja?

Sejak awal kelahirannya, ciri khas yang paling melekat pada Muhammadiyah adalah fokus pengembangan pendidikan, terutama sekolah. Dalam dua dekade terakhir, Muhammadiyah mulai mengembangkan pesantren. Konsep pesantren yang dikelola Muhammadiyah memiliki ciri khas tersendiri yaitu mengintegrasikan pendidikan umum sekolah dengan pendidikan ala kaum santri.

Saat ini pondok pesantren Muhammadiyah tersebar di sejumlah kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Ditinjau dari status kepemilikan, pesantren Muhammadiyah adalah amal usaha di bawah supervisi Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). Pola kepemimpinan pesantren Muhammadiyah bersifat kolektif bukan personal. Artinya terdiri dari direktur (Mudir) dan dewan pengasuh yang dibatasi durasi waktu seperti halnya jabatan di pemerintahan.

Jumlah Pesantren Muhammadiyah saat ini tercatat sebanyak 445 pesantren dengan beragam bentuk pesantren. Pertama, pesantren integral yang menggabungkan konsep pesantren dengan konsep pendidikan formal atau sekolah. Seperti Pondok Pesantren Darul Arqam di Garut dan Gombara (Makassar), Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah dan lain-lain.

Kedua, Muhammadiyah Boarding School (MBS). Konsep MBS ini memiliki dua bentuk. Pertama, MBS sebagai pesantren yang terhubung dengan sekolah formal. Pendirian sekolah meminta izin kepada Kemendikdasmen, sementara pendirian asrama (pondok pesantren) meminta izin kepada Kemenag. Contohnya MBS Al-Furqan Cibiuk, Garut, MBS Prambanan. Kedua, MBS sebagai program pesantren. Izin operasionalnya hanya sekolah di Kemendikdasmen, sementara program pesantren hanya diikuti oleh sebagian siswa yang tinggal di asrama. Contohnya MBS Bantul.

Ketiga, pesantren dengan model ‘TrenSains’ (Pesantren Sains). Trensains merupakan lembaga pendidikan setingkat SMA yang fokus mengkaji dan meneliti ayat-ayat semesta al-Quran. Muhammadiyah baru memiliki satu Trensains di Sragen. Keempat, pesantren tahfidz. Contoh pesantren Muhammadiyah yang fokus dalam tahfiz al-Quran adalah Pondok Pesantren Ibnu Juraimi.

Kelima, pondok panti asuhan. Dalam konsep panti asuhan, Muhammadiyah memberi beasiswa penuh sejak jenjang sekolah dasar sampai menengah (bahkan sebagian panti Muhammadiyah memberikan beasiswa sampai perguruan tinggi) bukan hanya bagi keluarga berlatar Muhammadiyah, tetapi bagi masyarakat umum. Contohnya panti asuhan Abdul Alim Muhammadiyah Imogiri. Jadi mau pilih mode yang mana?

Artikel didaptasi dari sini, dengan penyesuaian seperlunya.

Exit mobile version