Hikmah Sehat Puasa Menurut Dokter Muhammadiyah Opini Media by Madi - May 3, 2020May 3, 2020 Oleh: dr. H. Agus Sukaca, M.Kes-Ketua PW Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Timur 2005-2010 dan Ketua Majelis Tablig PP Muhammadiyah 2010-2015 Di dalam tubuh kita terjadi proses metabolisme yang berjalan terus sepanjang kehidupan. Dengan metabolisme, sel-sel, jaringan, organ, dan cairan tubuh dapat giat melakukan aktifitas. Di dalam sel, organel-organel bernama mitokondria menggunakan gizi dari makanan untuk membentuk melokul-molekul pembawa energi ATP (adenosin triphosphat) untuk menyediakan energi yang diperlukan tubuh. Protein Cacat Proses kegiatan dan metabolisme di dalam sel di samping menghasilkan energi juga menghasilkan sampah. Sebagian besar sampah adalah protein cacat yang tak berguna. Protein adalah salah satu zat gizi yang dipecah menjadi asam-asam amino di usus halus, kemudian diubah menjadi protein-protein baru dalam sel-sel kita. Proses pembuatan protein baru bisa menghasilkan banyak sampah berupa protein cacat. Pola makan yang didominasi oleh sumber hewani adalah penyebab utama produksi protein cacat. Sampah dalam sel akan mempercepat penuaan sel, tak diperbaikinya sel-sel rusak, dan kurang berfungsinya sistem kekebalan. Karena tubuh terdiri atas sel-sel, maka banyaknya sel yang terganggu akan berdampak kepada kesehatan tubuh. Sampah-sampah sel tersebut dibersihkan oleh enzim “petugas kebersihan” yang bekerja dalam sel di suatu organel bernama lisosom. Dalam organel tersebut, kira-kira ada 60 jenis enzim yang disebut dengan enzim lisosom yang terlibat dalam proses detoksifikasi. Protein rusak dan cacat oleh proses autofagi dibungkus lembaran mirip kantong untuk dipecah dan dibuang, sementara protein normal tetap dibiarkan utuh. Di samping itu lisosom juga berfungsi sebagai pusat daur ulang dalam sel karena berfungsi menyusun kembali sampah untuk digunakan lagi. Bila proses pembuangan dan daur ulang sampah tersebut gagal dilakukan dengan baik menyebabkan seseorang menjadi lesu, tak bersemangat, tetap lelah sesudah istirahat, dan mudah sakit. Proses Autofagi Menurut Prof. Hiromi Sinya, MD, ahli gastroenterologi terkemuka dari Albert Einstein College Of Medicine New York, tidak makan adalah pemicu autofagi. Dengan menjalani keadaan kelaparan sementara, tubuh mengaktifkan autofagi, pendaur ulang sampah tubuh. Dalam keadaan lapar, makanan tidak lagi terdapat di usus, sehingga aliran gizi dari usus ke seluruh sel-sel tubuh terhenti. Keadaan ini memaksa tubuh mengambil sumber lain yakni dari protein cacat atau sampah melalui proses autofagi. Proses ini menjadi detoksifikasi alamiah di dalam sel dan membuat sel makin aktif. Kelebihan sampah di dalam sel-sel disingkirkan dan didaur ulang menjadi protein baru yang oleh mitokondria dijadikan energi. Maha Besar Allah! Rupanya di dalam perintah puasa terdapat kejadian luar biasa yang bisa menyehatkan tubuh. Di daerah tropis, kita berpuasa sekitar 14 jam, sesuai dengan jangka puasa yang dianjurkan Hiromi Sinya. Dalam 14 jam tanpa makan minum telah cukup waktu untuk mengosongkan perut dan muncul rasa lapar. Puasa Ramadhan memberikan waktu sebulan penuh proses autofagi berlangsung. Menjadi lebih sempurna bila dilanjutkan dengan 6 hari puasa Syawal. Menjadi luar biasa bila diikuti puasa rutin di luar bulan Ramadhan seperti puasa 3 hari sebulan, senin-kamis, atau seperti puasanya Nabi Daud. Rahasia Sehat Ala Nabi Nabi kita adalah sosok yang hampir-hampir tidak pernah sakit. Demikian pula sebagian besar sahabat-sahabat beliau. Rahasianya ternyata ada di puasa dan pola makan. Dalam setiap bulan, beliau pasti ada hari-hari berpuasa. Pola makan beliau: makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang. Berdasar hadits dari Abu Hurairah r.a.: “keluarga nabi Muhammad s.a.w. tidak pernah kenyang dengan makanan selama 3 hari hingga beliau wafat”. (HR Bukhari) Makan berlebihan menyebabkan pusat daur ulang dalam tubuh kita tidak bekerja. Dapat dibayangkan bila sepanjang hidup kita senantiasa kenyang, tumpukan sampah pasti sangatlah banyak sehingga berbagai penyakit pasti berdatangan. Penyakit-penyakit kelebihan gizi saat ini telah berada pada papan atas, menggeser penyakit infeksi atau kurang gizi. Allah maha tahu sifat-sifat manusia! Bila tidak “dipaksa” berpuasa, pasti tidak pernah mau merasakan lapar. Karena kasih sayang-Nya kepada manusia, Dia berikan petunjuk terbaik buat hamba-Nya. Marilah berpuasa dengan penuh iman dan harapan akan karunia Allah yang besar. Dosa-dosa kita (termasuk dosa-dosa akibat makan berlebihan) Insya Allah diampuni! Tulisan tersebut merupakan arsip tulisan yang saya tulis pada , 3 Agustus 2011 di Bantul. Semoga bermanfaat Samarinda, 10 Ramadhan 1441/2 Mei 2020 Sumber: Fb PWM Kaltim Share this:Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new window)Click to share on WhatsApp (Opens in new window)Like this:Like Loading... Related