Saat Buku Iqra’ Jadi Bahan Cocoklogi Corona Netijen Sharing by Madi - January 30, 2020January 30, 2020 Seiring dengan menyebarnya virus corona dari kota Wuhan, China hingga ke berbagai negara, menyebar pula beragam hoax dan cocoklogi seputar virus ini, termasuk di Indonesia. Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menjadikan wabah ini sebagai dark joke, tapi agar kita terhindar dari virus lain yang juga berpotensi mewabah yaitu cocoklogi corona, salah satunya dengan buku iqra’. Salah satu cocoklogi yang menyebar dengan masif dan luas adalah corona sudah tercantum dalam buku Iqra jilid 1 halaman 28 bab Nun. Beredarnya foto ini awalnya hanya canda di media sosial saja, agar netijen tidak terlalu panik menghadapi virus corona. Namun kemudian berkembang menjadi sebuah cocoklogi dan menyebar secara terstruktur, sistematif dan masif. Narasinya “corona tercipta di zaman penuh dusta”. Buku Iqra Jilid 1 Yang Dijadikan Narasi Cocoklogi Meluruskan Cocoklogi Qorona Mengomentari postingan instagram MuhammadiyinGL soal ini, Akun syifa_n15 mengajak meluruskan cocoklogi ini (bersumber dari grup whatsapp yang diikutinya) dengan narasi sebagai berikut. “Mari kita luruskan bersama cocokologi “tanpa ilmu” ini. Sebelum viral dan banyak yg percaya. Qorona itu artinya menemani. Kalau virus yg lagi viral itu Kurunaa (dalam bahasa arab) pake huruf kaf, bukan qof. Bisa dilihat di berita-berita timur tengah.Kholaqo itu artinya menciptakan. Kalau di ciptakan itu khuliqo, pake fi’il madhi majhul. Kadzaba juga fiil madhi yang artinya berbohong. Kalau mau diartikan sebagai “dusta/bohong” maka harus pake mashdar “kadzibun”, jangan pake fiil madhi. Ingat, bahasa arab tuh gak bisa sembarangan di terjemahkan. Salah harokat salah arti. Qorona kholaqo zamana kadzaba, smua itu fi’il madhi. Gak bisa jadi “jumlah mufiidah” (kalimat yang baik dan benar, jika dalam bahasa indonesia harus sesuai standar SPO-K). Dalam bhs arab itu tak sesuai kaidah. Kalau dalam ilmu nahwu harus ada fi’il faa’il maf’ul,dll. Bisa ditambahkan huruf dan dzorof.Kalau mau cocokologi gini :كورونا خلق في زمن الكذبKorona khuliqo fii zamanil kadzibi.(Corona tercipta dizaman penuh kebohongan).Kmudian kita i’rob scara sederhana saja :Khuliqo : fiil madhi majhulFii : huruf jarrZamani : majrur, mudhof.Alkadzibi : mudhof ilaihi. Mengenal Pencipta Metode Iqra Dalam sebuah artikel berjudul KH As’ad Humam ‘Sang Kakek Penemu Metode Iqra’, Republika menggambarkan KH As’ad Humam dengan sangat baik. Secara singkat dapat dirangkum sebagai berikut. Tokoh yang lahir pada 1933 itu dibesarkan dan berkembang dalam kesehajaan dan kecintaan terhadap ilmu. Iktikad yang besar mengabdi kepada ilmu ia buktikan dengan belajar langsung kepada KH Dachlan Salim Zarkasyi. Meski tak pernah lulus pendidikan formal, ia putus sekolah, terhenti di kelas dua Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta, setingkat SMP. Kegigihan dan keuletan As’ad mendorong gagasan-gagasan yang inovatif. Putra dari H Humam Siradj tersebut menyusun sendiri pola-pola dan teknik belajar membaca Alquran. Sempat mendapat penolakan dari sang guru, akhirnya ia merangkul para sahabatnya yang tegabung di Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus “AMM”) Yogyakarta untuk menyusun sendiri dengan pengembangan penggunaan metode Iqro’. Syahdan, ide tersebut teralisasikan dengan baik. Metode ini pun mendapat respons positif dari Muslim Tanah Air, bahkan dampaknya dirasakan nyata secara luas di dunia internasional, terutama kawasan Asia Tenggara. Metode ini dinilai memiliki banyak kelebihan, seperti kemudahan dan akurasi. Meskipun aktif di lingkungan Muhammadiyah, tidak membuat KH As’ad Humam menutup diri dari kalangan lain. Dalam berbagai forum-forum pertemuan, putra dari H Humam Siradj ini tak henti-hentinya mengingatkan bahwa organisasi itu, baik Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Al-Irsyad, Persatuan Islam (Persis), dan lain sebagainya sekadar wasilah (alat) untuk memperjuangkan Islam. Dalam pandangan Kiai As’ad, visinya bukanlah persaingan, melainkan bagaimana dengan seefektif mungkin memberikan sebuah metode yang dirasakan paling mudah untuk mengembangkan pembelajaran secara cepat kepada anak-anak khususnya. Jutaan santri yang belajar menggunakan metode ini hingga sekarang menjadi amal jariah sosok wafat pada awal Februari 1996 di usia 63 tahun. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Ramadhan, Jumat (2/2), sekira Pukul 11.30 WIB dan jenazahnya dishalat kan ribuan jamaah di Masjid Baiturahman Selokraman Kota Gede. Madi, dari berbagai sumber. Share this:Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new window)Click to share on WhatsApp (Opens in new window)Like this:Like Loading... Related