Kesederhanaan Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Featured Netijen Sharing by Madi - May 23, 2019May 23, 2019 Haedar Nashir dikenal sebagai pemimpin salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Meski menjadi orang ternama, Haedar dikenal sebagai sosok sederhana dan tidak canggung berbaur dengan masyarakat dari berbagai kalangan. Di tengah carut marut situasi politik nasional saat ini, dimana Muhammadiyah begitu kuatnya ditarik untuk terlibat politik praktis, Haedar menjadi karang kokoh yang menjaga netralitas Muhammadiyah. Dari beragam momen berikut Kita bisa belajar tentang kesederhanaan Beliau. Naik Transportasi Umum Tanpa Pengawalan Dalam foto yang dibagikan akun Twitter PP Muhammadiyah, Haedar tengah duduk sendirian di salah satu sudut bangku Stasiun Kediri, Jawa Timur tanpa pengawalan. Di sampingnya, ada barang bawaan Haedar sampai oleh-oleh yang dikemas dalam kardus. “Ketum @HaedarNs saat menunggu kereta menuju Yogyakarta di Stasiun Kediri, selepas menghadiri peresmian gedung SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo dan Gedung Rawat Inap RS Ahmad Dahlan Muhammadiyah Kediri,” tulis akun Twitter PP Muhammadiyah. “Usai meresmikan gedung SMA 1 Muhammadiyah Taman Sidoarjo. Pakaiannya sederhana, tak ada yang istimewa. Batiknya biasa saja. Bahkan ia tak canggung membawa tas ransel dan kardus oleh-oleh-duduk di tempat tunggu biasa tanpa meminta keistimewaan apa pun,” ujar Fahd Padepie, salah satu penulis muda mengomentari momen ini. “Di tengah segala kepalsuan yang melanda bangsa kita, di tengah segala kepongahan atas nama golongan dan kelompok tertentu, kita butuh lebih banyak pemimpin seperti sosok Pak Haedar. Yang sederhana, apa adanya, tetapi dalam kepalanya tersimpan kecemerlangan seorang pemikir. Dalam dadanya bersemayam kerendah hatian seorang cendekia. Dalam dirinya tercermin akhlak seorang ulama yang sesungguhnya,” jelas Fahd. Berbaur dengan Jamaah Salat Jumat Beberapa waktu lalu, viral sebuah foto yang menggambarkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendengarkan khutbah Jum’at kemarin di emperan masjid. Karena masjid sudah penuh, maka Haedar hanya kebagian sedikit tempat duduk saja saat khutbah jumat, namun hal itu tidak menjadi soal. “Pak Dr Haedar Nashir kemarin dari Jogja ke Semarang naik mobil untuk menghadiri sidang terbuka doktor Ketum Dahnil Anzar (mantan Ketum Pemuda Muhammadiyah, -red),” kata Wazhirman, salah satu alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengomentari peristiwa ini, Sabtu (25/8/2018). “Di tengah perjalanan sebelum masuk Kota Magelang beliau ngajak mampir Sholat Jum’at dulu. Berhubung di dalam masjid sudah penuh jamaah, beliau duduk di teras, berbaur dengan jamaah lain,” tandasnya. Menghampiri Yusuf Manshur Lebih Dulu Pada tahun 2016, Yusuf Mansur melalui akun instagram memposting sebuah foto bersama Haedar Nashir. Dalam postingan tersebut, YM menuliskan kesannya tentang Ketum PP Muhammadiyah ini. Saya belajar minimal 2 hal dari Prof Haedar Nashir, Pimpinan Umum Muhammadiyah. Saya yang muda, malah disamperin. Belajar ketawadhuan. Dari bawah, dari bandara, bareng. Beliau menyalami duluan saya. Padahal beliau Ketua Umum organisasi BUESAR BUANGET. Papasan. Saya mau keluar mushalla. Beliau mau ke arah mushalla. Saya tungguin beliau. Bareng. Sampe pesawat, karena beda beberapa seat, misah. Tapi setelah kondisi boleh wara wiri dan lepas sabuk pengaman, saya malah keduluan. Beliau nyamperin saya. Subhaanallaah. Akhlak pemimpin. Saya kudu belajar banyak. Ga usah malu nyamperin. Daripada telat, keburu disamperin Hal kedua, saya belajar tentang martabat. Nanti kapan saya coba ceritakan. InsyaaAllah. Keren. Top. Madi, dari berbagai sumber Share this:Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new window)Click to share on WhatsApp (Opens in new window)Like this:Like Loading... Related