You are here
Home > Opini Media > Lazismu Dukung Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Penyandang Disabilitas

Lazismu Dukung Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Penyandang Disabilitas

Pemberdayaan ekonomi bagi kelompok usaha kecil menengah merupakan solusi dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Bagi lembaga amil zakat nasional seperti Lazismu pemberdayaan ekonomi bagian dari program penyaluran zakat yang produktif untuk para penerima manfaat.

Modal Usaha Untuk Warung Pak Wowo

Wowo Kuswo (45) yang tinggal di Babakan Bunar, Desa Bunar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah seorang penyadnang disabilitas. Sebagai kepala keluarga, Wowo adalah penggerak utama roda perekonomian, oleh karena itu Lazismu menyalurkan bantuan pengembangan ekonomi produktif kepada duafa, salah satunya kepada Pak Wowo.

Lazismu meyalurkan bantuan melalui program pemberdayaan UMKM untuk Bapak Wowo berupa modal untuk membuat usaha warung yang berisi sayur dan sembako. Penyerahan dilakukan di rumah Pak Wowo pada Kamis, 21 November 2019.

Manager Program Lazismu, Falhan Nian Akbar, mengatakan, beberapa bulan lalu Pak Wowo datang ke kantor Lazismu di bilangan Menteng, Jakarta, memohon bantuan usaha. Melalui surat permohonan itu, menurutnya dia pantas mendapat bantuan program zakat. “Pak Wowo sendiri kondisinya dari keluarga duafa dan penyandang diasabilitas,” kata Falhan.

Maka Lazismu pada 6 November 2019, setelah survei langsung memberikan bantuan itu. Selain bantuan untuk warung, kata Falhan, Lazismu memberikan 3 ekor ayam kampung agar bisa dipelihara Pak Wowo. “Sementara untuk ketiga anaknya Lazismu memberikan 3 paket bantuan peralatan sekolah (school kits).

Falhan mengatakan, program ini bagian dari integrasi dan implementasi program zakat dan kajian tarjih Muhammadiyah berkenaan dengan fikih disabilitas. “Penyandang disabilitas adalah kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian untuk pemberdayaan ekonomi,” paparnya.

Sementara itu, PR Manager Lazismu, Nazhori Author, menilai, apa yang dilakukan Lazismu langkah nyata mewujudkan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). “Hal ini juga sebagai bentuk mengamalkan 13 rekomendasi Muhammadiyah dalam mendukung dakwah yang berkemajuan,” terangnya. Author menambahkan ini juga amanat dari muzaki maka penerima manfaat harus tepat sasaran.

Dalam kesempatan itu, Wowo Kuswo, menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada donatur Lazismu atas bantuan ini. “Saya bahagia doa saya dikabulkan Tuhan yang pada akhirnya Lazismu datang ke rumah saya,” pungkasnya.

Sejak 2015 sampai 2017 saya tidak bisa menafkahi keluarga karena kondisi tangan sebelah kanan saya yang diamputasi akibat tersengat listrik. “Hanya isteri dan anak-anak yang terus memberi motivasi untuk tetap kuat dan terus berusaha,” ucapnya.

Setelah peristiwa itu, tahun 2018 saya dan isteri berdagang kecil-kecilan berjualan sayur di rumah agar anak-anak tetap bisa bersekolah. Lazismu telah membantu mewujudkan mimpi saya untuk membuka usaha, katanya yang pertama kali mengetahui Lazismu melalui instansi lain.

Pengembangan Usaha Susu Fermentasi Pak Udin

Sebelumnya, pada Kamis kemarin, seorang penyandang disabilitas menerima bantuan program zakat dalam bentuk pemberdayaan ekonomi produktif dari Lazismu di Kabupaten Bogor.

Kali ini, penerima manfaat bantuan program zakat dalam hal pemberdayaan ekonomi jatuh pada seorang penjual susu fermentasi di Kuningan, Jawa Barat. Lazismu menyerahkan bantuan ini kepada Udin Mahmudin (29), di rumahnya (22/11/2019), daerah Lebak Kardin, Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Udin sendiri mengetahui Lazismu dari aplikasi sosial media. “Kebetulan saya sedang online di instagram, tiba-tiba ada info Lazismu dengan program-program pemberdayaannya. Lantas saya catat laman resminya lalu saya kunjungi. Di situlah saya awal mula mengenal Lazismu sekaligus memberanikan diri memohon bantuan untuk mengembangkan usaha,” katanya.

Udin mengaku sebelumnya pernah kuliah di Jakarta dan kerja paruh waktu pada tahun 2009 sampai 2018. Kemudian setamat kuliah, Udin berhenti bekerja dengan memilih pulang ke kampung halamannya. Udin tidak terbiasa menganggur, di Kuningan ia melamar pekerjaan dan diterima kerja tapi tapi tidak berlangsung lama. Selanjutnya pindah ke tempat kerja lain itupun juga hanya berjalan seminggu.

Udin akhirnya memutuskan meneruskan usaha ternak sapi perah milik orangtuanya. “Hampir 13 tahun usaha itu berjalan hingga ayahnya berpulang,” kata Udin. Ibunya lalu melanjutkan ternak sapi perah dengan bantuan Udin. Dari tiga ekor sapi menjadi 6 ekor sapi. Kini sapi perah miliknya terdiri dari 2 ekor jantan dan 4 ekor betina hasil jerih payahnya selama ini bersama keluarga.

Karena biaya pakan ternak yang tinggi, Udin merasa lelah. Kata Udin, lalu ia memutar otak agar susu sapi bisa memiliki nilai lebih. “Caranya mengolah sebagian susu sapi menjadi yoghurt,” katanya. Beberapa liter dijual ke pengepul di Koperasi Unit Desa, sisanya diolah jadi susu fermentasi yang diproduksi secara rumahan bersama isterinya, sambungnya.

Ada tiga kemasan kata Udi, kemasan yoghurt, milk shake, dan kemasan botol, jelasnya. Meski berkembang perlahan-lahan ia meyakini peminatnya mulai banyak. “Varian rasanya ada strawbery, jeruk, alpukat, mangga dan anggur,” bebernya. Udin juga menerima pesanan bagi yang ingin susu sapi murni.

Titi Kati (46), ibunda Udin saat ditemui mengungkapkan perasaan bahagianya. Dia mengucapkan terima kasih kepada donatur Lazismu. Dia bersyukur kendati terbilang masih kecil usahanya, Lazismu memberikan perhatian penuh kepada pelaku usaha kecil seperti dirinya.

Manager Program Lazismu, Falhan Nian Akbar, mengatakan, Udin tipe suami yang gigih. Udin mampu membaca peluang itu. “Ini alasan Lazismu memberikan bantuan pemberdayaan ekonomi kepada Udin,” katanya. Selain bantuan dalam bentuk nilai uang, lanjut Falhan, Lazismu juga memfasilitasi bantuan pendampingan dengan mengemas produk hasil olahannya menjadi menarik.

Lazismu berharap usaha yang dikembangkan Udin dapat berkembang. Apalagi Udin cita-citanya ingin memiliki kedai susu sapi dengan varian rasa yang enak. Semoga peminat susu sapi olahannya bertambah dan dapat melipatgandakan hasil jeeih payahnya, tutup Falhan.

Madi
Bukan siapa-siapa. Sekadar berbagi, menampilkan sisi humor Muhammadiyah yang selama ini jarang terekspos.

Silakan berdiskusi dengan sopan dan lucu

Top
%d bloggers like this: