You are here
Home > Netijen Sharing > Masjid dan Gerai Junkfood: Ironi di Tengah Pandemi

Masjid dan Gerai Junkfood: Ironi di Tengah Pandemi

Oleh Hanung Bramantyo Anugroho

Menjelang taraweh tadi, saya iseng mampir ke Masjid Besar Kauman-Jogja. Seperti dugaan saya, masjid tutup untuk jamaah. Bahkan adzannya terselip kalimat ‘shollu fi buyutikum’ (sholatlah kalian di rumah). Biasanya, di bulan puasa ini, kami biasa berjamaah subuh dan taraweh disana. Apalagi menjelang lebaran ini selalu rutin dipenuhi jamaah i’tikaf. Mengharap ridlo robi di malam Lailatul Qadar. .

Mendadak ada yang hilang di hati ini. Meski saya tahu Allah bukanlah dzat yang maha pelit bertebar pahala walau umatnya beribadah di rumah. Satu hal yang bikin hati ini teriris. Tempat ibadah yang terhormat, dengan jamaah tak terhitung jumlahnya setiap hari, sangat mematuhi keputusan pemerintah untuk beribadah di rumah demi meredam persebaran pendemi. Padahal sang takmir masjid bisa saja bersikap menantang dg dalih ‘kami tak takut Covid, kami hanya takut dengan Allah!’ 😔 .

Di situasi seluruh masjid rela menutup jamaah, di Pusat Jakarta, ada gerai junkfood justru bangga dikerubutin orang-orang tanpa mengindahkan himbauan petugas keamanan. Sungguh Ironis. Dimana hati mereka?

Tidakkah hatinya tergetar melihat pengorbanan dokter dan perawat menangani pasien Covid 19 hingga banyak diantara mereka yang gugur? dimana empati mereka saat ribuan karyawan di PHK, dirumahkan, akibat terdampak pendemi 🙈🙈🙈

Rasanya jempol ini ingin bergerak memaki. Tapi hati ini tak rela menodai bulan suci.

Semoga teman-teman semua, khususnya yang beragama Islam, tetap sabar melihat semua ini dan tetap berdoa agar Allah memaafkan perbuatan mereka. Terkhusus kepada pemerintah, siapapun anda, tolong bersikaplah tegas kepada para pembangkang. Perhatian bapak-bapak semua kepada kami sangat diharapkan wujud nyatanya. Semoga Allah bersama panjenengan semua. Amin. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar.

Sumber: Hanung Bramantyo

Madi
Bukan siapa-siapa. Sekadar berbagi, menampilkan sisi humor Muhammadiyah yang selama ini jarang terekspos.

Silakan berdiskusi dengan sopan dan lucu

Top
%d bloggers like this: