Muhammadiyah – NU Itu Isinya Macam-macam Opini Media by Madi - March 7, 2022March 7, 2022 Oleh: dr. Alim Kalau bicara soal warganya, NU, Muhammadiyah (dan tentu ormas lain) itu isinya macam² banget. Di NU ada yang ‘kalau nggak tahlilah berarti bukan NU’, ada yang tahlilan boleh tapi aturannya ini itu, ada yang ikut cuma sekali waktu; Ada yang kalau nggak istighosah berjamaah rasanya kurang, ada yang nggak terlalu senang; Ada yang suka bedug, ada yang nggak; Ada yang suka tarhim keras², ada yang nggak suka; Ada yang mesra sama Muhammadiyah, ada yang antipati banget, sampai kalau ke rumah sakit milih ke rumah sakit kristen daripada ke PKU, dan bukan alasan fasilitas. Di Muhammadiyah juga macam²: ada yang ikut hadir di acara tahlilan/yasinan, ada yang nggak mau datang tapi terima berkat, ada yang sama sekali anti. Yang datang akan dibilang tidak Muhammadiyah, bid’ah dll oleh yang antipati. Ada yang baca shalawatnya pakai sayyidina di luar shalat, ada yang sama sekali nggak mau pakai; Ada yang milih jum’atan berjarak saat pandemi, ada yang jum’atan virtual; Ada yang merokok, ada yang anti-rokok; Ada yang model salafi/wahabi, ada yang asy’ari; Ada yang mesra dengan NU, ada yang antipati betul sampai setiap ngomongin NU itu tidak ada ungkapan baiknya. Soal mesra dan antipati, saya amati.. yang antipati itu umumnya menggunakan cara pandang politis, termasuk untuk urusan di luar politik, meskipun mereka bukan politisi (Eh justru ada politisi yang proporsional, politik ya politik). Soal relijiusitas dan ritualitas itu kalau nggak dibumbui politik jane yo biasa wae. Kalau soal politik mah biasa, soal rebutan jabatan di kementrian, dirjen, rektor, sampai kepala KUA… sudah klasik, dan sayangnya sangat mewarnai. Tampaknya memori pertengkaran politik masyumi-NU masih ditularkan ke anak-cucu. Sampai², ada yang cukup hobi, kalau ada satu kasus friksi antar warga NU dan Muhammadiyah, akan bilang “dasar memang bawaannya ormas sebelah itu selalu dengki”.. bhaaa. Memang perselisihan bisa bukan urusan politik praktis, tapi setiap dilihat² kalau ada friksi itu hampir pasti ada bau² politiknya. Sementara yang mesra biasanya yang bisa memilah mana urusan politik, urusan beda madzhab, urusan persaudaraan, urusan budaya, urusan keluarga dst. Latar belakang ormas tidak menghalangi hubungan bahkan untuk kawin-mawin. Buanyak sekali keluarga berbasis NU-Muhammadiyah dan sudah beranak pinak puluhan tahun. Urusan kemanusiaan dan bencana, aktivis NU dan Muhammadiyah sangat bisa bekerjasama dan cenderung tidak melibat²kan urusan politik, bisa berbagi peran, berbagi lokasi, berbagi pendekatan dst dst. Satu lagi catatan saya. Mesra atau antipati ini rupanya tidak terkait langsung dengan level pendidikan. Ada yang berpendidikan rendah tapi bisa mesra, ada yang berpendidikan tinggi tapi maunya eker-ekeran setiap ada kesempatan. Sebaliknya pun ada. Bisa dicek di kehidupan sehari² maupun di medsos… sumber: klik disini Share this:Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new window)Click to share on WhatsApp (Opens in new window)Like this:Like Loading... Related