You are here
Home > Opini Media > Mukhlas (Muhammadiyah Ikhlas) Dan MUNU (Muhammadiyah NU), Apa Bedanya? Ini Kata Din Syamsuddin

Mukhlas (Muhammadiyah Ikhlas) Dan MUNU (Muhammadiyah NU), Apa Bedanya? Ini Kata Din Syamsuddin

Bukan Prof Din Syamsuddin kalau tidak bisa membuat peserta yang menyimak ceramahnya beberapa kali harus tertawa karena kelihaiannya berkelakar.

Begitu juga saat menjadi pemateri pada Silaturrahim Halal bi Halal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (22/6/19).

Di Persyarikatan kita ini, menurut Din, ada yang Muhammadiyah keturunan atau Mukhlas, berarti Muhammadiyah Ikhlas. ”Ikhlas saja karena bapak ibunya Muhammadiyah, atau agak ada terpaksanya. Saya yakin di sini banyak yang Mukhlas ya,” kelakarnya.

Definisi MuhammadiNU

Ada juga yang Munu atau Muhammadiyah NU. Latar belakangnya NU, kemudian ikut Muhammadiyah. ”Biasanya kategori kedua ini yang lebih kuat Muhammadiyahnya, karena memilih Muhammadiyah secara rasional. Ada yang tidak rasional dan terpaksa memilih Muhammadiyah karena istrinya Aisyiyah,” ungkapnya kembali disambut ger-geran peserta.

”Saya termasuk yang rasional dan perlu pemikiran mendalam memilih Muhammadiyah. ”Walau alhamdulillah masih diakui di NU saya ini. Kemarin sempat dibujuk, selesai di Muhammadiyah, sudah Pak Din kembali ke NU saja,” ujarnya membuat peserta tidak bisa menahan tawa lagi.

Kata Din, kalau warga Muhammadiyah mengikhlaskan, bisa saja dia terpilih menjadi Ketua NU. Beberapa waktu lalu saat pembukaan MTQ Internasional dan MTQ Antar Pesantren di Istana Negara, dia diundang khusus untuk menyerahkan mushaf Alquran.

KH Agil Siraj sambutan duluan, menyebut dia dengan Gus Din Syamsuddin, mantan Ketua IPNU Cabang Bima. ”Lalu saya potong sebentar sambutan beliau. Ralat Pak Kiai, yang betul Cabang Sumbawa,” kata Din membikin peserta tertawa lagi.

Begitu giliran dia memberikan sambutan, meminta izin ke Presiden Jokowi untuk mengomentari sambutan Ketua Umum PBNU. ”Terus terang ini sebuah pengakuan dari PBNU bahwa saya masih dianggap warga NU,” tuturnya.

Padahal, sambung dia, yang hadir banyak kiai di situ. ”Namun tidaklah salah kalau saya menganggap ucapan tadi bagi saya untuk menjadi calon Ketua Umum PBNU yang akan datang.” Kembali peserta dibuat terpingkal-pingkal oleh Din.

”Begitu keluar ruangan habislah tangan saya dicium-cium oleh kiai-kiai yang hadir,” tawa hadirin pun kembali meledak.

Menurut Din, setelah acara itu muncullah meme dari media Duta Masyarakat bahwa Din Syamsuddin siap menjadi Ketua Umum PBNU. ”Sehingga banyak orang Muhammadiyah berkomentar, apa hanya singgah ya di Muhammadiyah? Lalu kembali lagi ke NU,” ungkapnya disambut tawa hadirin lagi.

Penulis Sugiran, sumber PWMU

Madi
Bukan siapa-siapa. Sekadar berbagi, menampilkan sisi humor Muhammadiyah yang selama ini jarang terekspos.

Silakan berdiskusi dengan sopan dan lucu

Top
%d bloggers like this: