You are here
Home > Opini Media > Perbedaan Kyai Muhammadiyah dan Kyai Sebelah

Perbedaan Kyai Muhammadiyah dan Kyai Sebelah

Dalam sebuah pengajian ahad pagi yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah salah satu kabupaten di Jawa Tengah, penceramah membuka pengajian dengan mengeluarkan sebuah guyon maton tentang perbedaan antara Kyai Muhammadiyah dan Kyai Sebelah.

Kyai Muhammadiyah ini menjelaskan secara detail sejak awal proses “negosiasi” sampai acara pengajian selesai kurang lebih sebagai berikut.

Untuk menghadirkan penceramah dalam pengajian, Kyai sebelah akan disowani, sementara Kyai Muhammadiyah cukup dikirimi pesan wa, atau paling mentok ditelponi.

Setelah jadwal tersusun rapi, pada hari H Kyai sebelah akan dijemput di rumah. Ada driver, panitia pendamping lengkap beserta pengamanan mandiri. Sementara Kyai Muhammadiyah akan menerima pesan singkat, “panitia tidak menyediakan transportasi, jadi mohon berangkat sendiri.”

Dalam perjalanan ke lokasi, mobil rombongan Kyai sebelah memutar lagu-lagu favorit Syekhermania, penuh gairah dan bersemangat. Sementara Kyai Muhammadiyah mendendangkan lirik seperti ini,
“Di sini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu, masih tanpamu..”

Sampai di lokasi pengajian, jamaah sebelah berebut menyalami demi berkah Sang Kyai, sampai-sampai Banser kewalahan mengawal dan mendampingi.

Kyai Muhammadiyah? Ya gitu deh, tahu sendirilah…

Di sebelah, sebelum menyampaikan tausiyah, Kyai dan rombongan dipersilakan transit untuk “mencicipi hidangan” terlebih dahulu. Di Muhammadiyah, Kyai belum sempat makan, jamaahnya sudah kenyang duluan.

Selesai pengajian, Kyai sebelah mobilnya “kebak gedang”, sementara di Muhammadiyah “ngglondang”…

Materi ini disarikan dari ceramah salah satu Kyai muhammadiyah di Jawa Tengah, tentu saja dengan tambahan micin secukupnya.

Madi
Bukan siapa-siapa. Sekadar berbagi, menampilkan sisi humor Muhammadiyah yang selama ini jarang terekspos.

Silakan berdiskusi dengan sopan dan lucu

Top
%d bloggers like this: