Tren Mengganti Nama Berbau Arab Netijen Sharing by Madi - May 27, 2020May 27, 2020 Oleh Muhammad Ghufron, Pegiat Status Sosial Media Belakangan ini, ada tren yang sedang terjadi di beberapa komunitas da’wah atau pegiat “hijrah”. Mereka mengganti nama asli dengan nama yang berbau Arab. Misalnya Slamet diganti menjadi Abdul Rahman, Widodo menjadi Abdullah al Indunisy atau Pardiman diganti Nuruddin. Tentu hal itu sah-sah saja. Nah, di Timur Tengah tempat lahirnya Islam, ada beberapa komunitas kristen yang lumayan besar. Di Mesir ada Kristen Koptik, di Suriah, yang saat ini masih diamuk perang, ada Kristen Ortodox. Lebanon ada Maronit dan beberapa sekte kristen lain yang jumlah umatnya hampir seimbang dengan muslim. Tentu saja umat kristen di sana memakai nama Arab. Abdullah, Ammar, Aziz dan nama arab lainnya sebagai sesuatu yg lumrah dipake untuk nama-nama umat Kristen. Saya masih ingat betul nama menteri luar negeri Irak yang legendaris saat Saddam Hussein menginvasi Kuwait di tahun 1991. Tareq Aziz namanya, dan dia seorang Kristen. Entah kenapa kita tidak bisa bangga dengan Islam yang Indonesia. Bahwa menyandang nama Sarno, Sapari atau Slamet tetap bisa masuk sorga kok seperti sahabatnya yang bernama Abdul Rahman atau Salahuddin. Kebetulan saja bapak saya ngasih nama yang berbau Arab, Muhammad Ghufron. Jika bapak dulu memberi nama ke saya entah itu Kemis, Setu, Slamet atau nama jawa pada umumnya, saya tetap akan memakai nama itu tanpa perlu menggantinya. Share this:Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new window)Click to share on WhatsApp (Opens in new window)Like this:Like Loading... Related