You are here
Home > Netijen Sharing > Wirid Buya

Wirid Buya

oleh Ahmad Muttaqin Alim

Setelah saya berinteraksi dengan Buya beberapa waktu, sedikit banyak saya mengamati kebiasaan Buya. Kalau Buya shalat 5 waktu di masjid tentu sudah banyak yang tahu, meski ada juga yang tidak mau tahu.

Bakda suatu maghrib saya sengaja tidak sowan Buya seperti biasanya. Maghrib itu agak sepi dan kebetulan juga tidak ada yang berbincang dengan Buya selepas maghrib. Bukannya pulang, saya keluar masjid melalui pintu utara lalu muter pintu masuk timur, sehingga bisa melihat Buya dari belakang. Tampaknya Buya tidak menyadari keberadaan saya. (Pernah saya foto dan saya jadikan wallpic FB, Iseng amat yak?)

Saya amati agak lama. Dan selama itu pula Buya wirid terus. Lalu saya pulang. Menunggu isya di rumah. Mendekati waktu isya, saya ke masjid juga dari pintu timur. Saya lihat Buya masih wirid juga sampai muadzin menjalankan tugasnya. Ya mungkin wirid maghrib sampai isya sudah umum.

Sampai suatu saat saya mengantarkan Buya, sepertinya menengok Gedung Muallimin yang sedang dibangun. Ya biasa pasti ngobrol. Ada kalanya di jalan saya diam, Buya juga tidak bicara. Sekali waktu saya lirik Buya, eh.. ternyata sedang mewiridkan sesuatu.

Sesungguhnya saya tidak tahu apakah Buya wirid atau sedang baca Qur’an, yang jelas agak saya nguping ada kosakata arabnya, sepertinya wirid.

AHMAD MUTTAQIN ALIM

Sesungguhnya saya tidak tahu apakah Buya wirid atau sedang baca Qur’an, yang jelas agak saya nguping ada kosakata arabnya, sepertinya wirid. Saya jadi nggak enak mau ajak ngobrol. Rupanya kalau pas tidak ngobrol, Buya wirid. Sejak itu, kalau pas bareng Buya.. saya jarang basa basi membuka obrolan, khawatir mengganggu wirid Buya.

Madi
Bukan siapa-siapa. Sekadar berbagi, menampilkan sisi humor Muhammadiyah yang selama ini jarang terekspos.

Silakan berdiskusi dengan sopan dan lucu

Top
%d bloggers like this: